Tips Lighting Foto Portrait Outdoor



Foto potret outdoor pada prinsipnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi biasanya ada waktu yang lebih ideal untuk melakukan sesi pemotretan yaitu pagi — saat matahari belum terlalu terang -- atau ketika senja hingga sesaat setelah terbenam.

Mengapa? Karena semakin siang matahari akan semakin terik dan membuat kontras jadi sangat tinggi. Setelah malam, foto outdoor bisa jadi kurang menarik karena sekelilingnya akan gelap, kecuali ada lampu-lampu kota sebagai background yang bisa memberi sedikit daya tarik.

Tips pencahayaan untuk foto potret yang paling simpel adalah memanfaatkan cahaya matahari. Karena cahaya matahari punya banyak keuntungan seperti intensitasnya kuat, warnanya netral dan saat mendung bisa jadi sumber cahaya diffuse yang lembut.

Kali ini saya akan berbagai tips memotret dengan cahaya matahari di sore hari hingga senja. Ada beberapa keadaan yang akan saya bahas yaitu:

Subyek Menghadap Matahari

Bila dilakukan saat sore sekitar jam 16.30 sore, dan matahari masih terik tanpa ditutupi awan, maka keadaan ini akan membuat subyek menjadi terang, warna-warni akan keluar maksimal dan cahaya akan bersifat keras, kontrasnya tinggi dan hasil fotonya akan tajam.

Masalah dari keadaan seperti ini adalah orang yang difoto akan silau dan matanya biasanya akan mengecil. Solusi : mintalah subyek menengok ke samping atau gunakan kacamata hitam.



Subyek Membelakangi Matahari

Kadang untuk mendapat sisi kreatif kita boleh juga meminta subyek untuk berdiri membelakangi matahari, istilahnya backlight. Secara teknis memang hal ini akan menyulitkan karena subyek bisa menjadi siluet.

Solusi, metering spot ke subyek atau gunakan kompensasi plus, risikonya background akan jadi terlalu terang, atau biarkan saja tetap jadi siluet untuk alasan seni.



Solusi kedua gunakan flash. Flash akan membantu mengisi cahaya untuk menerangi subyek sehingga tidak menjadi siluet. Idealnya memang pakai flash eksternal yang kekuatannya tinggi, tapi bahkan dengan built-in flash yang kecil di kamera pun masih bisa diandalkan bila jarak subyek tidak jauh dari kamera.

Solusi lebih lanjut bila didukung peralatan yang memadai adalah menggunakan flash dengan fitur High Sync Speed (HSS). Dengan HSS maka kita bisa pakai shutter sangat cepat (misal 1/1000 detik) untuk mengatasi teriknya matahari tapi flash tetap bisa menerangi subyek dengan merata (tanpa HSS biasanya kamera hanya bisa sync up to 1/200 detik).



Bagaimana Bila Terlalu Sore?

Di saat matahari sudah semakin tenggelam, keadaan jadi tidak lagi kontras. Ini saatnya kita memakai cahaya alami tanpa flash, misalnya disaat jam 17.30 sore.

Bahkan untuk keadaan seperti ini kita mulai perlu menaikkan ISO supaya shutter speed tidak drop (shutter lambat membuat foto jadi goyang dan tidak tajam).



Di saat langit sudah semakin gelap, setting kamera yang perlu kita siapkan adalah kebalikan dari keadaan sore yang terik tadi. Di sini kita perlu flash lagi, tapi shutter speed kita buat agak lambat untuk menerangkan langit dan lampu-lampu latar yang mungkin ada.

Hati-hati subyek tidak boleh bergerak dan kita juga perlu pakai fitur IS/VR atau tripod. Bila sulit untuk membuat foto tajam, maka shutter tidak usah terlalu dipakaskan untuk lambat tapi kita bisa naikkan ISO dengan risiko muncul noise.

Carilah latar yang ada unsur langit (sebelum langit menjadi hitam) dan/atau lampu-lampu kota yang menarik. Itulah sharing saya mengenai berbagai keadaan pencahayaan untuk foto potret outdoor. Semoga bermanfaat.